Wednesday, April 13, 2011

SEPARUH DUNIA

Dalam kehidupan ini, kita akan selalu mendapati kenyataan. Kenyataan yang baik ataupun buruk. Kenyataan akan membuat kita lebih mengerti tentang kehidupan. Dalam mempelajari filsafat, kita sering dihadapkan dengan adanya kesulitan-kesulitan dalam mempelajari filsafat. Dengan adanya blog atau elegy dari Bapak Dosen kita, setidaknya diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari filsafat itu sendiri. Seperti yang biasa kita dengar, bahwa mempelajari filsafat tidak lengkap tanpa mempelajari pemikiran para filsuf itu sendiri.

Disini kami mendapatkan tugas dari Bapak Dosen untuk memostingkan artikel tentang apa yang sudah dijelaskan minggu lalu. Dari apa yang saya tangkap, bahwa dalam mempelajari filsafat haruslah terikat dengan ruang dan waktu. Dan abstraksi adalah suatu hal yang penting dalam filsafat. Abstraksi akan menjadikan kita mengerti akan dunia kita. Dunia ide atau pikiran semata-mata baru separuh dunia yang kita dapatkan. Dan yang separuh dunia itu adalah pengalaman kita. Separuh dunia yang atas dapat berupa apriori, analitik, dan bersifat transenden. Dan separuh dunia yang bawah berupa aposteriori, sintetik, dan bersifat material.

Dalam mempelajari abstraksi, kita dapat mengambil contoh titik. Titik merupakan abstraksi yang paling sederhana. Titik dalam kehidupan ini adalah sesuatu yang sangat-sangat kecil. Akan tetapi dari yang sangat-sangat kecil itu dapa menjadikan bumi ini penuh. Suatu titik dapat menjadi lambing sesuatu. Bumi kita dapat diibaratkan sebagai titik. Apabila kita melihat bumi yang kita cintai ini dari jarak yang sangat jauh. Bumi ini akan terlihat sebagai titik yang mempunyai kehidupan didalamnya. Titik itu dapat berada pada pikiran kita dan didalam berpikir. Titik juga sebagai obyek berpikir dan subyeknya adalah kesadaran kita. Dan kita dapat mempunyai kesadaran di dalam ruang dan waktu. Dengan kesadaran, kita dapat member makna dari sebuah titik tersebut. Dan makna tersebut dapt dijadikan sebagai potensi dan sebagai fakta. Dan sebagai potensi yang ada dan yang mungkin ada.

Dalam dunia abstraksi, ada menerangkan dan diterangkan. Abstraksi yang diterangkan, titik bisa berpotennsi untuk menjadi sebuah garis, berpotensi menjadi bidang, berpotensi menjadi lingkaran dan masih banyak yang lainnya. Dalam filsafat, kesadaran akan selalu berkembang di dalam rueng dan waktu. Sebagai contoh bahwa titik adalah separuh dunia, dan yang separuhnya adalah dari titik tersebut dapat berubah menjadi kubus/bak yang berisi air. Atau bongkahan batu yang berasal dari gunung merapi. Logika dan pengalaman adalah dunia yang seutuhnya.

Dalam seiring berjalannya logika dan seiring dengan banyaknya pengalaman yang kita dapatkan akan memunculkan suatu mitos ataupun logos. Mitos akan menjadi mitos yang berkepanjangan apabila kita berhenti untuk memikirkannya. Dan suatu logos juga akan menjadi mitos belakan, bila kita berhenti memikirkannya. Dan dalam pikira kita terdapat kategori-kategori. Kategori-kategori tersebut bersifat kualitas, kuantitas dan relasi. Sebagai contoh lain, kita sekarang sudah mengenal rumus s=v.t. itu kita kenal setelah kita mempelajari ilmu fisika. Tapi apalah guna kita mengenal rumus itu tanpa mengerti apa yang terjadi di kehidupan nyatanya. Dalam kehidupan, kita dapat mengetahui rumus itu dari kita sedang mengendarai sebuan motor. Apa yang dapat dikaitkan antara jarak, kecepatan motor dan waktu tempuhnya.

Ada juga terdapat data(statistik) antara dunia pikiran dan kenyataan. Sebagai contoh adalah kurva normal dalam pengambilan keputusan yang sering digunakan dam dunia matematika. Dalam kurva tersebut, terdapat daerah yang disebut daerah kritis. Dalam kehidupan orang jawa, daerah kritis itu yang merupakan daerah yang banyak problematika. Jikalau seseorang berada diluar daerah kritis tersebut maka, dapat dikatakan bahwa orang tersebut sudah mendapatkan kebahagiaannya dalam hidup ini. Dan apabila seseorang yang berada di daerah kritis, berarti orang tersebut banyak mengalami permasalahan yang harus segera di selesaikan. Agar nantinya orang tersebut mendapatkan kebahagiaannya.

Orang yang mengalami banyak masalah itu, dalam adat jawa, orang tersebut harus diruwat. Ruwatan ini di maksudkan agar orang tersebut terbebas dari segala maslah yang membelitnya. Dalam adat jawa, ruwat berarti diritualkan dan dimaksudkan untuk deterangkan/ dijelaskan. Diantara mitos dan logos itu ada pertanyaan apa didalamnya. Sebagai contoh, bila suatu keluarga mempunya 3 anak dengan urutan perempuan, laki-laki, dan perempuan yang sering disebut dengan sendang kapit pancuran harus melakukan ruwatan. Agar terhindar dari kesialan. Dan bentuk ruwatan itu pada jaman dahulu biasanya dengan mengadakan pentas wayang semalem suntuk. Kalau sekarang biasanya dengan doa bersama yang dipimpin oleh pak Kyai.

No comments:

Post a Comment