Wednesday, May 11, 2011

MENGGAPAI FILSAFAT

Ontology (hakekat) filsafat adalah tentang apa. Apa filsafat itu. Epistimologi adalah mengapa dan bagaimana filsafat itu. Dan aksiologi adalah untuk apa filsafat itu. Filsafat (Ontologi) adalah Ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran. Yang dipelajari adalah obyek sebenarnya. Obyek sebenarnya yang terdiri dari Obyek material yaitu seluruh fakta kenyataan, misalnya : manusia, alam, dll Obyek formal yaitu bidang kajian semua pengetahuan, misalnya : biologi, faal, kedokteran, dll. Filsafat (Aksiologi) adalah untuk mencari kebenaran tentang seluruh fakta / kenyataan. Kegunaannya adalah untuk menemukan kebenaran, menimbulkan keyakinan, menemukan ide. Filsafat (epistimologi) adalah . bagaimana model atau metodenya?.

Ontology dari ontology adalah membicarakan tentang hakekat dari hakekat itu sendiri. Dan hakekat dari hakekat didunia ini tidak lain adalah tuhan kita.

Epistimologi adalah metode. Aspek epistemologi adalah kebenaran fakta/ kenyataan dari sudut pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali kebenarannya. Epistemologi (filsafat ilmu) Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, sum-ber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (ilmiah)

Dan ontology dari epistimologi adalah membicarakan tentang hakekat tentang metode itu sendiri.

Aksiologi adalah tentang baik dan buruk. Ontology dari aksiologi adalah membicarakan tentang hakekat dari baik dan buruk atau benar/salah.

Epistimologi dari ontology berarti metode untuk menggali suatu hakekat. Contoh dalam islam yaitu Tarekat.

Epistimologi dari epistimologi adalah kebenaran tentang metode yang dipakai.

Epistimologi dari aksiologi adalah bagaimana metode untuk mengungkapkan baik/buruk dan benar/salah.

Aksiologi dari ontology berarti baik/buruknya suatu hakekat. Sebagai contoh kalu kita sedang di masjid ya kita tidak boleh mengatakan sesuatu yang tidak selayaknya diucapkan di masjid.

Aksiologi dari epistimologi berarti etik dan estetikanya suatu metode. Sebagai contoh bagaimana kita mengungkapkan apabila kita akan meminta uang kepada orang tua. Ya sebaiknya kita menjelaskan apa yang akan dilakukan dengan uang yang diminta itu. Jangan asal langsung minta.

Aksiologi dari aksiologi berarti baik/buruknya tentang baik/buruk.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ontology adalah tentang yang adanya. Aksiologi adalah tentang sifat dari yang adanya. Dan epistimologi adalah yang menghubungkan antara ontology dan aksiologi.

BATASAN PIKIRAN MANUSIA

Batasan pikiran merentang dari dasar yang bersifat material kemudian dilanjutkan bersifat formal, kemudian bersifat normative dan yang paling puncak adalah bersifat spiritual. Bersifat material berupa tindakan-tindakan yang kita lakukan. Bersifat formal berupa tulisan-tulisan yang kita buat. Bersifat normative adalah berupa pikiran-pikiran kita. Berfilsafat itu sebenarnya kita dibimbing untuk menuju cara berpikir yang reflektif. Bersifat spiritual adalah berupa do’a. dan sebenar-benarnya bata pikiran kita itu berada pada hati kita masing-masing.

MITOS

Mitos merupakan sesuatu yang sudah sangan berkembang luas di kalangan masyarakat di Indonesia. Mitos di Indonesia kebanyakan tentang adat istiadat dalam masyarakat. Mitos juga dapat bersifat positif dan negative. Mitos dapat diartikan secara dangkal, dalam, sempit ataupun luas. Sebagai contoh, orang sering mengatakan bahwa pohon besar itu ada penunggunya. Itu dapat membuat orang-orang yang percaya dengan mitos itu tidak berani melewati pohon besar yang dimaksud. Sebenarnya yang membuat cerita seperti itu adalah sipemilik pohon itu agar tidak ada orang yang berani mencuri sata pohon itu berbuah. Dalam kehidupan kerajaan seperti dahulu kala, mitos tersebut juga bias sebagai cara untuk memperkokoh kedudukan raja. Dan sebenarnya apa yang diketahui oleh orang dewasa itu hanyalah mitos bagi anak-anak kecil. Dan apabila kita hanya menganggap bahwa sholat lima waktu itu hanyalah sebagai kewajiban yang harus dijalani. Sebenarnya kita juga sudah terjebak kedalam mitos tersebut. Jadi agar kita tidak terjebak ke dalam mitosnya, kita harus terus meningkatkan kadar dan kekhusukan kita dalam beribadah kepada ALLAH SWT.

Matematika yang kita pelajari itu, akan bernilai benar jika matematka itu terbebas dari ruang dan waktu. 2+3=5 akan bernilai benar jika terbebas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan ruang dan waktu. Padahal apabila dikaitkan dengan waktu, 2 itu tidak sama dengan 2. Karena dua itu ada dua yang pertama kali diucapkan/ ditulis dan ada 2 yang kemudian baru diucapkan/ ditulis.

Berpikir pasti diwali dengan kesadaran. Lewat kesadaran itu baru diikiuti oleh tentang sadar dalam hal apa. Sadar dibedakan menjadi 2. Yaitu sadar kedalam dan sadar keluar. Sadar kedalam berarti berefleksi/ berfilsafat. Sebaliknya, sadar keluar berarti berkhayal. Berkhayal berarti baru separuh dunia yang kita dapat. Berlogi tetapi tidak ada pengalamannya. Dan orang yang berkhayal itu tidaklah logis. Logika itu mempunyai fondamen. Dan berkhayal itu belum tentu berfondamen. Dan seseorang yang berkhayal tetapi tidak sadar terhadap ruang dan waktunya, akan menjadikan orang tersebut depresi.

BAHASA DALAM FILSAFAT

Kita berfikir melalui bahasa. Apa yang kita ucapkan memerlukan bahasa. Bahasa adalh menjadi bagian dari kehidupan ini. Jadi, bahasa itu tidak lain adalah duniaku sendiri. Diriku tidak lain tidak bukan adalah bahasa. Bahasa pasti terdiri dari subyek dan predikat. A adalah B. A disini berdiri sebagai subyeknya. Dan obyeknya adalah B. hukum identitas berbunyi A adalah A. sebenarnya itu sangat bertentangan dengan kontradiksinya. Yang menyatakan bahwa A tidak akan sama dengan A bila ditulis atau diucapkan.

Struktur bahasa dan struktur matematika akan menghasilkan bahasa matemaatika. Filsafat bahasa(analitik). Untuk berfilsafat menggunakan bahasa analog. Contoh bahasa yang memiliki makna ganda, yaitu bias. Bias berarti racun dan bias yang berarti dapat. Hubungan antara bahasa dan filsafat dalam jawa adalah dengan adanya sastra gending. Dan pada puncaknya adalah sebenarnya kita berfilsafat itu melalui bahasa juga.

http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1786495-epistemologi-ilmu/

www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/.../filsafat-iptek/Bab%202%20Elifas.ppt

No comments:

Post a Comment